Senin, 05 Oktober 2015

Mama ku luar biasa

Mamaku ini, luar biasa 😢😢😢
Dari kecil sampe sudah punya anak gini, selalu ada buat aku, lahir dan batin.
Aku yang kadang masih suka berantakan antara bagi waktu manajemen bisnis dan manajemen ngurusin Malik, selalu ada Mama ku yg dengan sabar ndampingin dan nggak segan buat ngambil alih, nggak hanya berteori, tapi juga prakteknya.. 😢😢😢
Hiks.. jadi ibu ternyata bukan hal yg mudah..
Selain memenuhi semua kebutuhan finansialnya, juga harus memenuhi semua-mua nya.. terutama perhatian 24 jam penuh..
Hiks..
Kalo nggak di dampingi mama ku, mgkn antara bisnis ku yg kacau, atau ngurusin Malik yg kacau.. 😢😢

Sehat terus ya ma.. 😢

Kamis, 01 Oktober 2015

Kecenderungan org skrg ini adalah tidak ingin terlalu banyak ber opini.
Karena, kecenderungan org lainnya adalah, meng-kontra setiap opini yg timbul.
Jadinya, krn tidak mau disalah-artikan, dan tidak mau ada perdebatan yang tak berujung yang mengakibatkan sakit hati, akhirnya memilih untuk diam.

Lalu hanya share hal-hal yang kemungkinan besar tidak menimbulkan pro dan kontra.
Ya krn sadar tdk semua org bisa menerima perbedaan, Dan sadar, rasanya tidak menyenangkan berhadapan dg org semacam ini..
Akhirnya memilih untuk lbh baik diam..
Dan share yg sekiranya diterima semua org..

Begitu..

Akhirnya, semakin berkurang orang yang berani untuk bersikap kritis karena rasa takut di hajar oleh komentar negatif orang lain.

Lahirlah karakter-karakter yang memilih untuk bungkam dan memendam setiap opini, supaya tidak terjadi friksi.

Bukan belajar untuk menyampaikan setiap opini dengan elegan, tapi memilih untuk menerima apa yang memang sudah diterima oleh kebanyakan orang. Karena itu jauh lebih mudah dan aman.

Karena keinginan untuk menjadi sosok yang disenangi sebanyak-banyaknya orang adalah hal yang mutlak untuk mencapai perasaan "diterima".

Perasaan ingin diterima oleh banyak orang,  mungkin sekarang sudah mulai menjadi candu.

Terlihat dari semakin puas nya hati jika semakin banyak follower di akun instagram.
Dan atau semakin banyak yang memberi tanda love di path atau tanda jempol di facebook.
Kebahagiaan karena postingan kita disukai adalah candu yang memabukkan.

Semua menyukainya..
Kamu menyukainya, aku pun demikian.
Jadi, apakah salah?
Hmmmm..
Mungkin salah jika akhirnya dengan  memperlihatkan sesuatu hanya untuk disukai, entah itu adalah hal yang benar-benar diri kita, atau bukan.
Yang penting, banyak orang yang suka.

Ketakutan untuk tidak disukai, adalah asal mula dari kepura-puraan..

Senin, 14 September 2015

DIY

A Great Husband

Sebagai wanita,,kita selalu ingin didengarkan.
Begitu juga sebagai seorang istri, rasanya ingin selalu menceritakan banyak hal yang dilihat, dijalani dan dirasakan kepada suami.
Bahkan untuk hal-hal paling nggak penting -menurut orang lain- pun, istri ingin selalu berbagi dengan suami.
Malah, tidak jarang lho, yang di omongin juga hal-hal yang itu2 aja, diputer2 terus, karena hati ini belum puas.
Cerita tentang kebahagiaan ataupun kekesalan akan diulang terus sampai hati benar-benar puas.
Hahahaaa.. Ya begitulah wanita, istri, yang kesehariannya selain sibuk ngurusin anak, suami, rumah dan mungkin jg bekerja atau berbisnis, HANYA ingin di dengar dan di perhatikan LEBIH sama suami.
heheheee.. 

Jadi hai para suami atau calon suami, lebarkan telingamu selebar2nya, dan pastikan bahwa kamu juga menganggap penting semua cerita istrimu. Dengarkan dia dengan penuh excitement. Inshaallah makiiiin disayang istrii

Sabtu, 16 Agustus 2014

Apa Yang Membuat Manusia Bahagia?

Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.

Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.

Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya.

Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari usa, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.

Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.

Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.

Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri... mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.

"Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka."

"Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada ."

Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia.
Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.

Yang kita perlukan adalah HATI yang BERSIH dan IKHLAS serta PIKIRAN yang JERNIH, maka kita bisa menciptakan rasa BAHAGIA itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun."

KEBAHAGiAAN itu milik "Orang-orang yang dapat BERSYUKUR".

"JIKA KAMU TIDAK MEMILIKI APA YANG KAMU SUKAI, MAKA SUKAILAH APA YG KAMU MILIKI SAAT INI".

BERSYUKUR adalah suatu kemampuan yg bisa DIPELAJARI oleh siapapun.

BERSYUKUR bukanlah hasil dari suatu keadaan tertentu, melainkan hasil dari pilihan cara kita memandang ANUGERAH TUHAN.

Rabu, 13 Agustus 2014

Luruskan Niatmu dalam Menikah

Beberapa hari ini aku bertemu dengan beberapa teman yang sedang galau dengan kesendiriannya, dan sedang sangat ingin menikah.
Lalu, inilah beberapa nasehat ku kepada beberapa teman wanita ku, supaya mereka dapat melihat dari sudut pandang lain.. inshaallah..

1. Jangan menikah HANYA karena melihat teman-teman mu sudah mulai menikah

2. Jangan menikah HANYA karena kamu sudah bosan ditanya-tanya oleh orang-orang sekitar kamu "kapan nyusul??" Dan umurmu selalu bertambah

3. Jangan menikah HANYA karena kamu merasa semua masalahmu akan hilang dengan memiliki "status menikah"

Menurut aku, 3 hal ini penting untuk dipertimbangkan sebelum memutuskan berumah tangga.

Jika kamu galau untuk segera menikah hanya karena melihat teman-teman mu sudah pada menikah dan kamu merasa tertinggal lalu kamu sedih dan depresi, maka jangan menikah dulu. Luruskan dulu niatnya.

Jika kamu menikah hanya karena bosan ditanya-tanya terus "kapan nyusul?", sehingga setiap ada lelaki yang dekat, tanpa kamu melihat seberapa cinta dia agamanya, dengan Allah, kamu lgsg ingin cepat-cepat menikah saja. Ingin cepat-cepat dilamar saja rasanya. Jika iya, Istighfar.. calming down. Luruskan dulu niatnya.

Menikah memang seperti telah mengerjakan separuh agama, tapi dengan syarat, bahwa pernikahan dapat membuatmu dan pasangan menjadi lebih baik dalam menjalankan ibadah. Yang tadinya sholat bolong-bolong jadi 5 waktu. Yang tadinya sholat telat-telat jadi tepat waktu. Yang tadinya sering lupa sama Allah, jadi selalu ingat untuk menyebut nama-Nya... dll

Jadi, pilihlah pasangan yang dapat menuntunmu di jalan Allah. Berjalan bergandengan di jalan Allah. Bukan asal memilih pasangan karena merasa diburu-buru dengan keadaan dan lingkungan.

Kamu yang menjalani pernikahan nanti, bukan orang lain. Bukan juga orang-orang yang selalu menanyaimu "kapan menikah?" setiap ketemu kamu.
Buru-buru itu sifat setan. Jadi, saat kamu merasa "terburu-buru", coba istighfar. Tapi, kalau memang semua hal dilancarkan sama Allah, pasti kesannya bukan buru-buru, tapi kesannya lancar dan mulus jalan Nya karena Ridha Allah. Hati tenang saat menjalaninya..

Ingat, pernikahan tidak berhenti di resepsi indah yang semua wanita impi-impikan.
Tapi, pernikahan itu berawal dari berakhirnya gegap gempita resepsi.
Back to the real world. Back to the real problem.
Janganlah hanya mengkhayalkan indah nya resepsi, tapi cobalah mendewasakan diri dengan mempersiapkan personality kita sebagai istri dan calon ibu nantinya.
Jangan tersilaukan dengan indahnya resepsi teman-teman mu, tapi berfokuslah untuk menyiapkan diri sebagai pribadi yang pantas untuk menjadi istri, untuk berumah tangga.
Karena, jika kamu sudah memantaskan diri, dan ikhtiar di jalan Allah serta tawakkal untuk menikah karena Allah, inshaallah Allah akan melancarkan jalan jodohmu..
Karena mungkin, Allah tahu, jika kamu diijinkan Allah menikah sekarang, mungkin psikologismu akan lebih kacau karena ternyata kamu belum siap menanggung tanggung jawab dan kewajiban sebagai seorang istri.
Allah hanya memberi mu waktu untuk mendewasa, bersyukurlah :)
Allah Maha Tahu, sedangkan kita tidak tahu apa-apa.
Luruskan Niat, Ikhtiar di jalan Allah (persiapkan dan pantaskan diri) dan Tawakkal kepada Allah (minta terus sama Allah).
Inshaallah Khair


Selasa, 22 April 2014

Choosing Friend is Our Right!

Aku memiliki banyak sekali teman. Baik teman yang aku benar-benar tahu background kehidupannya, ataupun teman yang hanya sekedar aku ingat nama atau wajahnya. Ada teman-teman yang begitu spesial dan begitu berbekas dalam ingatanku. Ada teman-teman yang bahkan kehadirannya tidak kusadari. Ada teman-teman yang dulu begitu dekat namu sekarang begitu jauh, seperti orang asing yang tidak pernah saling mengenal. Sebaliknya, ada teman-teman yang dulu begitu asing namun sekarang begitu dekat.
Ada teman-teman yang begitu membekas kehadirannya dalam hidupku, sampai sering kali kisah tentang mereka aku ulang-ulang dalam cerita-ceritaku pada orang lain. Baik itu membekaskan kebahagiaan atau bahkan membekaskan luka.

Semakin dewasa umurku, semakin aku sadar bahwa teman itu penting, namun lebih penting untuk tegas dalam memilih teman yang bisa berada di sekililing kita. Memilih temat yang worth it to have. Memilih teman yang dapat menambah nilai diri kita sebagai seorang manusia. Memilih teman yang dapat mendekatkan diri kita pada Allah dan pada semua perintah-Nya.

Aku tidak pernah memilih pertemanan dari berapa banyak harta yang dia miliki, berapa banyak mobil dan rumah yang dia mampu beli atau orang tuanya mampu beli. Aku tidak pernah memilih pertemanan dari cantik atau tampan nya seseorang. Karena, aku sendiri tidak pernah mau dipilih berdasarkan itu semua.

Aku memilih teman lebih kepada personaliti nya. Memilih teman adalah mutlak keputusanku tanpa boleh orang lain meng-intervensinya. Adalah hak prerogative ku untuk memutuskan "mendekatkan" atau "menjauhkan" seseorang dari kehidupan personalku. Aku sering menyebutnya sebagai "detoksifikasi kehidupan", mengeluarkan racun-racun dalan kehidupanku sehingga kehidupan personalku menjadi lebih bersih dan sehat.

"Penyaringan" ini aku berlakukan di level apapun dalam kehidupanku. Dengan begitu, aku dapat menjaga diriku dari orang-orang yang hanya memanfaatkanku, menyakitiku dengan sengaja ataupun tidak sengaja tapi sering (hahaha... -_____-) , dari orang-orang yang dapat menjauhkanku dari perintah-Nya, dari orang-orang yang hanya dapat menumbuhkan penyakit hati dan kotornya pikiran (suudzon) dalam hidupku. "Penyaringan" ini berlangsung kapan saja, dimana saja, dalam level apapun. Ini penting, karena ini hidupku, dan aku hanya hidup sekali, so, I just try to make it good.

Dan memang waktu adalah "mesin penjawab" paling sempurna. Aku memiliki banyak teman luar biasa yang ada disekelilingku. Bahkan tidak sedikit diantara mereka menjelma menjadi sahabat yang luar biasa. 

Dan ada sahabat-sahabatku yang sudah teruji oleh waktu. Alhamdulillah, Allah selalu mendekatkanku pada sahabat-sahabat yang luar biasa.  Sahabat yang berani mengingatkanku jika aku salah karena mereka begitu menyayangiku, sahabat yang tidak pernah melupakanku disaat susah maupun senang. Sahabat yang mungkin tidak bisa selalu ada disampingku 24 jam, namun akan selalu ada saat aku membutuhkannya, dan sebaliknya. Sahabat yang jujur dan tulus dalam dukungan dan doa untuk keberhasilan-keberhasilanku. Yang senang jika aku senang, sedih jika aku sedih, dan ikut terluka jika aku terluka.

Dan sahabat-sahabatku yang paling dekat , yang sangat ingin aku apresiasi dan sangat ingin aku bahagiakan adalah kedua orang tuaku, suamiku, kakakku, om dan tante ku. Mereka LUAR BIASA. Mama ayah, Iwa, Mbak Via, Om Tonk dan Teli. Mereka adalah anugerah terindah dalam hidupku. Tidak pernah melupakanku, tidak pernah sebersitpun terpikir untuk menyakitiku, tidak pernah berbicara buruk dibelakangku, selalu mengingatkanku dengan cara yang begitu baik saat aku berjalan di arah yang salah. Sekalipun aku terjerembap, mereka tetap ada disampingku, menyemangatiku, memberi dukungan moril supaya aku bisa berdiri lalu berlari dan meloncat lebih tinggi. Orang-orang yang begitu tulus dalam doa dan pengharapan-pengharapan untuk kebaikan-kebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupku.

Yes, they are my family. they are more than a friend or bestfriend, they are my Soulmate. They are irreplacable.

I really love them. Cinta yang tidak bersyarat itu ya mereka. Oh my dear Allah, thank you :)

Kalau bisa disimpulkan, mereka adalah inner circleku. Ring 1 ku. Dan orang-orang yang harus aku masukkan dalam Ring 5 itu siapa?? Ada, mereka sudah tenang disana, di Ring 5, Ring terjauh dalam kehidupan personalku. Demi kebaikan, aku taruh mereka disana. Gak banyak kok. Cuman orang-orang yang sudah begitu menyakiti ketulusanku dalam persahabatan maupun persaudaraan..

 Jangan sedih, Ring 5 is not the worst, masih ada Outter Space. Hahahaaaa.. yaaaaaahhh ada 1,2 orang yang aku tempatkan disana.. kalo ini udah nuuueeeemmmeeennn.... :)))))

Just remember, We never loose Friends, We simply learn who the REAL ONES are.
And if you really know who are the REAL ONES are, keep them close to your heart, and never let them go because of your fool.
And how about the FAKE ONE??? Take them to the outspace... So, you'll never have to meet a friend like that anymore.